Kamis, 11 Juni 2009

SEJARAH PERSIB

SEJARAH PERSIB
Sebelum bernama Persib, di Kota Bandung berdiri Bandoeng Inlandsche Voetball Bond ( BIVB ) pada sekitar tahun 1923. BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah Mr. Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh putra pejuang wanita Dewi Sartika, yakni R. Atot. Atot ini pulalah yang tercatat sebagai Komisaris daerah Jawa Barat yang pertama. BIVB memanfaatkan lapangan Tegallega didepan tribun pacuan kuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan diluar kota seperti Yogyakarta dan Jatinegara Jakarta. BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung ( PSIB ) dan National Voetball Bond ( NVB ).

Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian memilih Anwar St. Pamoentjak sebagai Ketua Umum. Klub- klub yang bergabung kedalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana,Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi. Di Bandung pun saat itu pun sudah berdiri perkumpulan sepak bola yang dimotori oleh orang- orang Belanda yakni Voetbal Bond Bandung & Omstreken ( VBBO). Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib. Seolah- olah Persib merupakan perkumpulan “ kelas dua “. VBBO sering mengejek Persib. Maklumlah pertandingan- pertandingan yang dilangsungkan oleh Persib dilakukan dipinggiran Bandung—ketika itu—seperti Tegallega dan Ciroyom.

Selanjutnya….

Masyarakat pun ketika itu lebih suka menyaksikan pertandingan yang digelar VBBO. Lokasi pertandingan memang didalam Kota Bandung dan tentu dianggap lebih bergengsi, yaitu dua lapangan dipusat kota, UNI dan SIDOLIG. Persib memenangkan “ perang dingin “ dan menjadi perkumpulan sepakbola satu- satunya bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya.Klub- klub yang tadinya bernaung dibawah VBBO seperti UNU dan SIDOLIG pun bergabung dengan Persib. Bahkan VBBO kemudian menyerahkan pula lapangan yang biasa mereka pergunakan untuk bertanding yakni Lapangan UNI, Lapangan SIDOLIG ( kini Stadion Persib ), dan Lapangan SPARTA ( kini Stadion Siliwangi ). Situasi ini tentu saja mengukuhkan eksistensi Persib di Bandung. Ketika Indonesia jatuh ke tangan Jepang. Kegiatan persepakbolaan yang dinaungi organisasi lam dihentikan dan organisasinya dibredel. Hal ini tidak hanya terjadi di Bandung melainkan juga diseluruh tanah air. Dengan sendirinya Persib mengalami masa vakum. Apalagi Pemerintah Kolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang menaungi kegiatan olahraga ketika itu yakni Rengo Tai Iku Kai.

Tapi sebagai organisasi bernapaskan perjuangan, Persib tidak takluk begitu saja pada keinginan Jepang. Memang nama Persib secara resmi berganti dengan nama yang berbahasa Jepang tadi. Tapi semangat juang, tujuan dan misi Persib sebagai sarana perjuangan tidak berubah sedikitpun.

Pada masa Revolusi Fisik, setelah Indonesia merdeka, Persib kembali menunjukkan eksistensinya. Situasi dan kondisi saat itu memaksa Persib untuk tidak hanya eksis di Bandung. Melainkan tersebar diberbagai kota, sehingga ada Persib di Tasikmalaya, Persib di Sumedang, dan Persib di Yogyakarta. Pada masa itu prajurit- prajurit Siliwangi hijrah ke ibukota perjuangan Yogyakarta. Baru tahun 1948 Persib kembali berdiri di Bandung, kota kelahiran yang kemudian membesarkannya.
Rongrongan Belanda kembali datang, VBBO diupayakan hidup lagi oleh Belanda ( NICA ) meski dengan nama yang berbahasa Indonesia Persib sebagai bagian dari kekuatan perjuangan nasional tentu saja dengan sekuat tenaga berusaha menggagalkan upaya tersebut. Pada masa pendudukan NICA tersebut, Persib didirikan kembali atas usaha antara lain, dokter Musa, Munadi, H. Alexa, Rd. Sugeng dengan Ketua Munadi.

Perjuangan Persib rupanya berhasil, sehingga di Bandung hanya ada satu perkumpulan sepak bola yakni Persib yang dilandasi semangat nasionalisme. Untuk kepentingan pengelolaan organisasi, decade 1950- an ini pun mencatat kejadian penting. Pada periode 1953- 1957 itulah Persib mengakhiri masa pindah- pindah secretariat. Walikota Bandung saat itu R. Enoch, membangunkan Sekretariat Persib di Cilentah.

Awal Persib memiliki gedung yang kini berada di Jalan Gurame, adalah upaya R. Soendoro, seorang overste replubiken yang baru keluar dari LP Kebonwaru pada tahun 1949. Pada waktu itu, melalui kepengurusan yang dipimpinnya, Soendoro menghadap kepada R. Enoch yang kebetulan kawan baiknya. Dari hasil pembicaraan, Walikota mendukung dan memberikan sebidang tanah di Jalan Gurame sekarang ini.

Pada saat itu, karena kondisi keuangan yang memprihatinkan, Persib tidak memiliki dana untuk membangun gedung, Soendoro kembali menemui Walikota dan menyatakan, “ Taneuh puguh deui, tapi rapat ditiungan ku langit biru,” kata Soendoro. Akhirnya Enoch juga membantu membangun gedung yang kemudian mengalami dua kali renovasi. Kiprah Soendoro sendiri didunia sepak bola diteruskan putranya, antara lain, Soenarto, Soenaryono, Soenarhadi, Risnandar, dan Giantoro serta cucunya Hari Susanto. Dalam menjalankan roda organisasi beberapa nama yang juga berperan dalam berputarnya roda organisasi Persib adalah Mang Andun dan Mang Andi. Kedua kakak beradik ini adalah orang lapangan Persib. Tugas keduanya, sekarang ini dilanjutkan oleh putra dan menantunya, Endang dan Ayi sejak 90-an. Selain juga staf administrasi Turahman.

Renovasi pertama dilakukan pada kepemimpinan Kol. CPM Adella ( 1953- 1963 ). Kini sekretariat Persib di Jalan Gurame itu sudah cukup representatif, apalagi setelah Ketua Umum H. Wahyu Hamijaya ( 1994- 1998 ) merenovasi gedung tersebut sehingga menjadi kantor yang memadai untuk mewadahi berbagai kegiatan kesekretariatan Persib.

Kemampuan Persib menjaga nilai- nilai dan tradisinya serta menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman tentu tidak lepas dari figur Ketua Umum bukan hanya figur yang berkemampuan mengelola organisasi dalam artian agar organisasi itu terus hidup, melainkan juga figur yang mampu menggali potensi dan mengakomodasikan kekuatan yang ada, sehingga kiprah Persib dalam kancah sepakbola nasional terus berlangsung lewat berbagai karya Persib.


(Sumber:http://risanbp.wordpress.com)

Rabu, 06 Mei 2009

SEJARAH BERDIRINYA PERSIK
officialsite PERSIK KEDIRI

Persik Kediri didirikan oleh R Muchamad Machin, THD Rahmat (Liem Giok Djie), dan M Sanusi. Tiga serangkai itu merupakan tokoh di masanya. R Mochamad Machin adalah Bupati Kediri periode itu, kemudian Liem Giok Djie (Om Djie) adalah salah satu direktur PT Gudang Garam Tbk saat itu. Setelah duapuluh tahun dari masa pendirian, prestasi Persik masih berkutat di Komda PSSI Jatim. Pada dekade ini, tampuk organisasi Persik dipegang silih berganti. Diantaranya adalah Samuel David Halawane, H Moh Saleh, Om Djie, serta M Rukhimat SH. Baru pada tahun 1980, Persik mulai menembus pentas sepakbola Jawa Timur dengan prestasi tim juniornya mewakili Jatim ke babak 12 besar nasional di Semarang (1982), dan tim senior menjadi juara III kompetisi divisi II Komda PSSI Jatim (1984, 1989, dan 1993). Sayangnya Persik selalu gagal menembus putaran nasional. Prestasi Persik mulai terangkat saat Kota Kediri dipimpin H.A. Maschut pada tahun 2000 dengan menjadi juara Divisi II Nasional dan meraih tiket promosi ke Divisi I. Setelah dua tahun berada di Divisi I, Persik meraih sukses pada pentas Divisi I Liga Indonesia 2002. Pada babak penyisihan, Persik berhasil lolos dari Grup 3 bersama dengan PSJS Jakarta Selatan. Berhasil melewati persaingan ketat denga bangkit mengalahkan Persma 2-1, dan Persegi Gianyar 2-1 untuk menjadi juara. Puncak prestasi Persik terjadi pada tahun selanjutnya. Dengan status pendatang baru di DivisiUtama Liga Indonesia 2003 yang memainkan kompetisi satu wilayah, mereka bisa menjadi juara dengan mengantongi nilai 67 dari hasil 18 kali menang, 13 seri, dan 7 kali kalah. Prestasi tim Persik pada saat itu memang cukup fenomenal. Persik adalah satu-satunya tim yang tidak pernah kalah bermain di kandangnya. Selain itu Persik merupakan tim yang paling agresif dengan torehan 72 gol, dan pertahanan paling baik dengan hanya kemasukan 32 gol. Selama 38 pertandingan yang diikutinya, klasemen terbawah Persik terjadi pada pertandingan ketiga saat mereka menduduki urutan ke-18. Setelah itu mereka terus menanjak sampai pekan ke-23 mereka kembali dapat meraih posisi puncak. Pada pertandingan ke-31 Persik terus berada di puncak dan tidak terkejar sampai pertandingan terakhir.


SUMBER :http://www.ultraskediri.com/Sejarah-Persik.html
PENGERTIAN WIRED DAN WIRELESS

Wired adalah Sebuah Media Transmisi / alat Perantara Antara 1 comp. dgn Comp yang lain Dengan Menggunakan Kabel

KONEKSI COMP. dg INTERNET MELALUI WIRED (Menggunakan Kabel)


ALAT YANG DI BUTUHKAN COMP. AGAR BISA NYAMBUNG KE INTERNET ADALAH :
  • Kabel UTP
  • Konektor RJ-45
  • Tang Network
  • Switch (jika lebih dari 2 komp.)
  • Modem (Untuk Connect dengan internet)
  • LAN CARD

WIRELLES ADALAH Sebuah Media Transmisi / alat Perantara Antara 1 comp. dgn Comp yang lain tanpa menggunakan KABEL. ALAT YANG DI BUTUHKAN COMP. AGAR BISA NYAMBUNG KE INTERNET JIKA MELALUI WIRELLED (TANPA KABEL ) ADALAH :


  • USB Wireless Network Adapter
  • PMCIA Wireless Network Adapter
  • PCI Wireless Network Adapter
  • Modem (Jika Mau Connect dengan internet)

Sabtu, 02 Mei 2009

REVOLUSI BONEK

Berdesak-desakan buat kesempatan
Bobol pintu GELORA tak tentang panjat tembok tinggi.....
Dalam STADION pun masih bikin ULAH
Emosi bila sama apalagi bila kalah..........

(*) Tapi itu dulu ........
Sekarang KITA berubah......
Bersama-sama berjanji dari pada selalu di kejar PENTUNGAN


Bonek ayo...REVOLUSI ini saat-nya kita tanpa ANARKI
Bonek ayo...REVOLUSI sudah waktunya belajar toleransi
oh...Bonek ayo oh REVOLUSI JUNJUNGLAH NILAI SPORTIF Q-T tinggi
bonek ayo oh REVOLUSI Utamakan cita diri PERSEBAYA

(BONEK SEJATI TAK PERNAH MATI)

Selasa, 10 Maret 2009

Fungsi Menu Tools Dalam Macromedia Flash MX 2004

I. Komponen Flash MX



A.1 Jendela Tools
Jendela Tools ini membawai beberapa tomol yang akan sering kita gunakan. Selanjutnya akan dibahas satu-persatu mengenai tombol-tombol tersebut beserta fungsinya.
  1. Arrow Tool
    Alat ini berguan untuk memilih bidang, memindahkan obyek, memilih garis luar bidang (outline), membuat garis berlekuk.
  2. Subselection Tool
    Tombol ini mempunyai fungsi yang sama dengan arrow tool dalam hal memilih. Hanya saja ketika kita memilij obyek dengan tombol ini maka akan muncul 4 persegi kecil untuk obyek persegi atau persegi panjang, 24 persegi kecil untuk obyek lingkaran, dan 2 persegi kecil untuk obyek garis.
  3. Line Tool
    Line digunakan untuk membuat garis. Pilihan yang diberikan pada ssat alat aktif cukup beragam. Kita bisa memilih ketebalan , mulai dari 0,5 sampai 10 dan juga bisa memilih motif garis lurus,putus-putus, sampai motif rumput.
  4. Lasso Tool
    Lasso memiliki fungsi yang sama dengan arrow dalam hal memilih obyek. Bedanya, jika kita menggunakan Aroow tool, obyek akan terpilih secara menyeluruh. Sedangkan menggunakan laso tool, tidak secara menyeluruh, hanya beberapa bagian saja.
  5. Pen Tool
    Tombol ini mempunyai fungsi yang sama dengan line. Hanya saja jika kita menggunakan line maka akan terbentu sebuah garis, sedangkan bila kita menggunakan pen maka akan dapat terbentuk lebih dari satu garis.
  6. Text Tool
    Berguna untuk menuliskan suatu huruf,kata, ataupun kalimat. Pada saat tombol ini aktif, dalam jendela properties akan tampil format pengaturan text seperti ukuran, jenis huruf ,warna, perataan, spasi antar baris dan yang lainya.
  7. Oval Tool
    Alat ini memiliki fungsi untuk membuat lingkaran ataupun ellips.
  8. Rectangle Tool
    Alat ini digunakan untuk membuat persegi dan persegi panjang. Ujungnyapun bisa dibuat setengah lingkaran (round) atau lancip (90°)seperti biasa dengan menggunakan Round Rectangle Radius yang berfungsi untuk membuat seperempat lingkaran pada sudut obyek.
  9. Pencil Tool
    Digunakan untuk menggambar obyek yang diinginkan.Pada Optin terdapat tiga alat tambahan, yaitu Straighten, Smooth, dan Ink.
  10. Brush Tool
    Sesuai dengan bentuk, fungsinya yaitu untuk mengecat obyek Flash. Pada saat aktif terdapat 4 Option yaitu, Brush Mode dengan 5 gaya, Brush Size dengan 10 ukuran, Brush Shape dengan 9 bentuk , dan Lock fiil.
  11. Free Transform Tool
    Alat ini memiliki fungsi mengubah bentuk suatu obyek, baik tiu dalam hal skala, putar, ataupun menyamping.
  12. Fill Transform Tool Alat ini berfungsi untuk mengubah posisi warna gradasi.
  13. Ink Bootle Tool
    Fungsinya untuk membuat outline pada obyek yang tidak ber-outline dan juga untuk mengganti warna outline pada obyek.
  14. Paint Bucket tool
    Fungsinya hamper sama dengan Ink Bootle, hanya saja Ink Bottle mewarnai outline, sedangkan Paint Bucket mewrnai bagian dalam.
  15. Eye Drooper Tool
    Alat ini berfungsi memberi warna pada outline obyek ataupun dalam obyek.
  16. Eraser Tool
    Eraser digunakan untuk menghapus bagian dalam ataupun luar obyek.Pada Eraser Mode terdapat 10 macam bentuk untuk menghapusyang terdiri dari 5 bentuk persegi dan 5 bentuk lingkaran mulai dari ukuran terkecil hingga ukuran terbesar.
  17. Hand Tool
    Alat ini berfungsi untuk menggeser stage, terutama bila kita mengezoom dengan skala besar.
  18. Zoom Tool
    Zoom ini berfungsi untuk memperbesar dan memperkecil tampilan stage.
Sumber :http://www.si.its.ac.id/kurikulum/materi/pti/pert24-abstrak

Minggu, 11 Januari 2009

Sejarah The Jack Mania


SEJARAH "THE JACK MANIA"

The Jakmania berdiri sejak Ligina IV, tepatnya 19 Desember 1997. Markas dan sekretariat The Jakmania berada di Stadion Menteng. Setiap Selasa dan Jumat merupakan rutinitas The Jakmania baik itu pengurus maupun anggota untuk melakukan kegiatan kumpul bersama membahas perkembangan The Jakmania serta laporan-laporan dari setiap bidang kepengurusan. Tidak lupa juga melakukan pendaftaran bagi anggota baru dalam rutinitas tersebut. Ide ini muncul dari Diza Rasyid Ali, manajer Persija waktu itu. Ide ini mendapat dukungan penuh dari Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Sebagai pembina Persija, memang Bang Yos (sapaan akrabnya)sangat menyukai sepakbola. Ia ingin sekali membangkitkan kembali sepakbola Jakarta yang telah lama hilang baik itu tim maupun pendukung atau suporter. Pada awalnya, anggota The Jakmania hanya sekitar 100 orang, dengan pengurus sebanyak 40 orang. Ketika dibentuk, dipilihlah figur yang dikenal di mata masyarakat. Gugun Gondrong merupakan sosok paling ideal disaat itu. Meski dari kalangan selebritis, Gugun tidak ingin diberlakukan berlebihan. Ia ingin merasa sama dengan yang lain. Pengurus The Jakmania waktu itu akhirnya membuat lambang sebuah tangan dengan jari berbentuk huruf J. Ide ini berasal dari Edi Supatmo, yang waktu itu menjadi Humas Persija. Hingga sekarang, lambang itu masih dipertahankan dan selalu diperagakan sebagai simbol jati diri Jakmania. Seiring dengan habisnya masa pengurusan, Gugun digantikan Ir. T. Ferry Indrasjarief. Ia lebih akrab disapa Bung Ferry. Masa tugas Bung Ferry adalah periode 1999-2001 dan kembali dipercaya untuk memimpin The Jakmania periode 2001-2003, 2003-2005.Lelaki tinggi, tampan dan sarjana lulusan ITI Serpong inilah yang memimpin The Jakmania hingga 3 periode. Dibawah kepemimpinan Bung Ferry yang juga pernah menjadi anggota suporter Commandos Pelita Jaya, The Jakmania terus menggeliat. Organisasi The Jakmania ditata dengan matang. Maklum, Bung Ferry memang dibesarkan oleh kegiatan organisasi. Awalnya, sangat sulit mengajak warga Jakarta untuk mau bergabung. Beruntung, pengurus menemukan momentum jitu. Saat tim nasional Indonesia berlaga pada Pra Piala Asia, mereka menyebarkan formulir di luar stadion. Dengan makin banyaknya anggota yang mendaftar sekitar 7200 anggota, dibentuklah Kordinator Wilayah (Korwil). Dan sampai pendaftaran terakhir saat ini terdapat lebih dari 30.000 anggota dari 50 Korwil. Setelah diadakan Pemilihan Umum Raya 2005, untuk memilih Ketua Umum yang baru, akhirnya terpilihlah Ketua Umum Baru periode 2005-2007 yaitu Sdr. Hanandiyo Ismayani atau yang bisa dipanggil dengan Bung Danang.


diterbitkan oleh:Diposkan oleh poenya_que

Jumat, 19 Desember 2008

Sejarah Singkat Tim / Klub AREMA

Nama Arema adalah legenda Malang. Adalah Kidung Harsawijaya yang pertama kali mencatat nama tersebut, yaitu kisah tentang Patih Kebo Arema di kala Singosari diperintah Raja Kertanegara. Prestasi Kebo Arema gilang gemilang. Ia mematahkan pemberontakan Kelana Bhayangkara seperti ditulis dalam Kidung Panji Wijayakrama hingga seluruh pemberontak hancur seperti daun dimakan ulat. Demikian pula pemberontakan Cayaraja seperti ditulis kitab Negarakretagama.

Kebo Arema pula yang menjadi penyangga politik ekspansif Kertanegara. Bersama Mahisa Anengah, Kebo Arema menaklukkan Kerajaan Pamalayu yang berpusat di Jambi. Kemudian bisa menguasai Selat Malaka. Sejarah heroik Kebo Arema memang tenggelam. Buku-buku sejarah hanya mencatat Kertanegara sebagai raja terbesar Singosari, yang pusat pemerintahannya dekat Kota Malang.

Sampai akhirnya pada dekade 1980-an muncul kembali nama Arema. Tidak tahu persis, apakah nama itu menapak tilas dari kebesaran Kebo Arema. Yang pasti, Arema merupakan penunjuk sebuah komunitas asal Malang. Arema adalah akronim dari Arek Malang.

Arema kemudian menjelma mejadi semacam "subkultur" dengan identitas, simbol dan karakter bagi masyarakat Malang. Diyakini, Arek Malang membangun reputasi dan eksistensinya di antaranya melalui musik rock dan olahraga. Selain tinju, sepakbola adalah olahraga yang menjadi jalan bagi arek malang menunjukkan reputasinya. Sehingga kelahiran tim sepakbola Arema adalah sebuah keniscayaan.

Kesebelasan Arema (Arema Football Club/Persatuan Sepakbola Arema nama resminya) lahir pada tanggal 11 Agustus 1987, dengan semangat mengembangkan persepakbolaan di Malang. Pada masa itu, tim asal Malang lainnya Persema bagai sebuah magnet bagi arek Malang. Stadion Gajayana --home base klub pemerintah itu-- selalu disesaki penonton. Di mana Arema waktu itu ? Yang pasti, ia belum mengejawantah sebagai sebuah komunitas sepakbola. Ia masih jadi sebuah "utopia".

Adalah Acub Zaenal yang kali pertama punya andil menelurkan pemikiran membentuk klub galatama. Jasa "Sang Jenderal" tidak terlepas dari peran Ovan Tobing, humas Persema saat itu. "Saya masih ingat, waktu itu Pak Acub Zaenal saya undang ke Stadion Gajayana ketika Persema lawan Perseden, Denpasar," ujar Ovan. Melihat penonon membludak, Acub yang kala itu menjadi Administratur Galatama lantas mencetuskan keinginan mendirikan klub galatama. "You bikin saja (klub) Galatama di Malang," kata Ovan menirukan ucapan Acub.

Beberapa hari setelah itu, Ir Lucky Acub Zaenal --putra Mayjen TNI (purn.) Acub Zaenal-- mendatangi Ovan di rumahnya, Jl. Gajahmada 15. Ia diantar Dice Dirgantara yang sebelumnya sudah kenal dengan dirinya. "Waktu itu Lucky masih suka tinju dan otomotif," katanya. Dari pembicaraan itu, Ovan menegaskan kalau dirinya tidak punya dana untuk membentuk klub galatama. "Saya hanya punya pemain," ujarnya. Maka dipertemukanlah Lucky dengan Dirk "Derek" Sutrisno (Alm), pendiri klub Armada '86.

Harus diakui, awal berdirinya Arematidak lepas dari peran besar Derek dengan Armada 86-nya. Nama Arema awalnya adalah Aremada-gabungan dari Armada dan Arema. Namun nama itu tidak bisa langgeng. Beberapa bulan kemudian diganti menjadi Arema`86. Sayang, upaya Derek untuk mempertahankan klub Galatama Arema`86 banyak mengalami hambatan, bahkan tim yang diharapkan mampu berkiprah di kancah Galatama VIII itu mulai terseok-seok karena dihimpit kesulitan dana.

Dari sinilah, Acub Zaenal dan Lucky lantas mengambil alih dan berusaha menyelamatkan Arema`86 supaya tetap survive. Setelah diambil alih, nama Arema`86 akhirnya diubah menjadi Arema dan ditetapkan pula berdirinya Arema Galatama pada 11 Agustus 1987 sesuai dengan akte notaris Pramu Haryono SH--almarhum--No 58. "Penetapan tanggal 11 Agustus 1987 itu, seperti air mengalir begitu saja, tidak berdasar penetapan (pilihan) secara khusus," ujar Ovan mengisahkan.

Hanya saja, kata Ovan, dari pendirian bulan Agustus itulah kemudian simbol Singo (Singa) muncul. "Agustus itu kan Leo atau Singo (sesuai dengan horoscop),"imbuh Ovan. Dari sinilah kemudian, Lucky dan, Ovan mulai mengotak-atik segala persiapan untuk ewujudkan obsesi berdirinya klub Galatama kebanggaan Malang. Segala tetek-bengek mulai pemain, tempat penampungan (mess pemain), lapangan sampai kostum mulai diplaning.

Bahkan, gerilya mencari pemain yang dilakukan Ovan satu bulan sebelum Arema resmi didirikan.Pemain-pemain seperti Maryanto (Persema), Jonathan (Satria Malang), Kusnadi Kamaludin (Armada), Mahdi Haris (Arseto), Jamrawi dan Yohanes Geohera (Mitra), sampai kiper Dony Latuperisa yang kala itu tengah menjalani skorsing PSSI karena kasus suap, direkrut. Pelatih sekualitas Sinyo Aliandoe, juga bergabung.

Hanya saja, masih ada kendala yakni menyangkut mess pemain. Beruntung, Lanud Abd Saleh mau membantu dan menyediakan barak prajurit Pas Khas untuk tempat penampungan pemain. Selain barak, lapangan Pagas Abd Saleh, juga dijadikan tempat berlatih. Praktis Maryanto dkk ditampung di barak. "TNI AU memberikan andil yang besar pada Arema," papar Ovan.

Sempat ada kendala, yakni masalah dana --masalah utama yang kelak terus membelit Arema. "Kalau memang tidak ada alternatif lain, ya papimu Luk yang harus mendanai," jelas Ovan saat mengantarnya ke Bandara Juanda. Sepulang dari Jakarta, Acub Zaenal sepakat menjadi penyandang dana.

Prestasi klub Arema bisa dibilang seperti pasang surut, walaupun tak pernah menghuni papan bawah klasemen, hampir setiap musim kompetisi Galatama Arema F.C. tak pernah konstan di jajaran papan atas klasemen, namun demikian pada tahun 1992 Arema berhasil menjadi juara Galatama. Dengan modal pemain-pemain handal seperti Aji Santoso, Micky Tata, Singgih Pitono, Jamrawi dan eks pelatih PSSI M.Basri, Arema mampu mewujudkan mimpi masyarakat kota Malang menjadi juara kompetisi elit di Indonesia.

Sejak mengikuti Liga Indonesia, Arema F.C. tercatat pernah 3 kali masuk putaran kedua atau 8 besar. Yang pertama pada musim kompetisi Liga Indonesia ke II tahun 1995 , pada musim kompetisi Liga Indonesia ke VI tahun 2000 dan musim Liga Indonesia ke VII tahun 2001, Arema kembali mengulangi suksesnya masuk putaran 8 besar yang berlangsung di Jakarta.

Walaupun berprestasi lumayan, tapi Arema tidak pernah lepas dari masalah dana. Hampir setiap musim kompetisi masalah dana ini selalu menghantui. Sehingga tak heran hampir setiap musim manajemen klub selalu berganti. Pada tahun 2003, Arema mengalami kesulitan keuangan parah yang berpengaruh pada prestasi tim. Hal tersebut yang kemudian membuat Arema FC diakuisisi kepemilikannya oleh PT Bentoel Internasional Tbk pada pertengahan musim kompetisi 2003.

Meski demikian, keberadaan Arema tetap tidak terselamatkan sehingga harus degradasi ke Divisi I. Tak lama kemudian, dengan materi dan dana dari pemilik baru, Arema berhasil menjadi juara Divisi I Liga Indonesia 2004 dan kembali berlaga di Divisi Utama pada musim kompetisi 2005.


penerbit: Feri Istanto (admin ligaindonesia.com)